Sabtu, 01 Desember 2012

Khotbah Minggu, 02 Desember 2012


Khotbah Minggu, 02 Desember 2012
Ep: Lukas 21: 25-33
Ev: Jeremia 33: 14-15
Titah: Titah 1 - 10
Allah Menjadikan Yesus Menjadi Tunas Yang Adil Bagi Umat-Nya
Yeremia merupakan seorang keturunan bangsawan dari suku Lewi, ayahnya seorang imam dari anatot yang bernama Hilkia (yang jaraknya + 5 Km di sebelah Utara Israel). Nabi Yeremia salah satu nabi yang tergolong pada nabi besar. Arti nama Yeremia ialah "Tuhan adalah tinggi/ luhur. Masa pelayanannya sebagai nabi selama 40 tahun (626-586 sM). Dia terpanggil pada usia muda (1: 6) pada masa pemerintahan Yosia, Yoahas, Yoyakim dan Zedekia. Situasi yang dialami bangsa Israel ketika itu merosotnya kondisi moral, sosial, kerohanian dan kepemimpinan, sehingga umat mengalami banyak penderitaan. Membuat kondisi tersebut Yeremia selalu memberitakan apa yang dialami umat saat itu, tapi umat terlebih pemimpin mereka selalu menyalahartikan perkataan yang dilontarkan Yeremia. Oleh perbuatan/ tindakan umat dan para pemimpin Israel membuat Yeremia selalu meratap, itu makanya nabi ini juga disebut sebagai nabi peratab (bhs toba: panurirang pangandung). Sejak Allah memanggil Yeremia sebagai nabi, dia hidup sesuai dengan apa yang Allah firmankan baginya. 
Penderitaan yang dialami umat Israel, baik di Mesir maupun di Babel merupakan suatu konsekuwensi terhadap apa yang diperbuat umat yakni pelanggaran umat akan firman Tuhan. Walaupun demikian Allah senantiasa mengasihi umat Israel, Dia tak pernah memperhitungkan seberapa besar dosa yang telah diperbuat umatNya, melainkan Allah selalu menginginkan bahwa karya keselamatan bagi umat dan dunia akan dinyatakanNya dengan kasihNya yang setia. Allah meyampaikannya kepada nabi Yeremia saat Israel berada di Babel bahwa Allah akan menggenapi perjanjianNya pada Israel, Allah akan membebaskan umatNya dari penawanan di Babel.
Khotbah ini merupakan suatu nubuatan Allah mengenai pemulihan negeri Juda secara umum dan Yerusalem secara khusus, terutama tentang status bangsa Israel sebagai keturunan Daud di hadapan Allah. Pada ayat 14 - 15 dikatakan "Sesungguhnya waktunya akan datang .... Aku akan menumbuhkan tunas keadilan bagi Daud. Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri"  Israel secara politis terjadi desintegrasi keagamaa, sosial, politik bahkan terjadi perpecahan yang membuat umat tak berdaya/ lemah yang akhirnya semua umat berpikir sendiri-sendiri. Oleh ketidak berdayaan/ ketidakbersatuan umat terlebih pemimpinnya membuat bangsa yang adikuasa (misalnya Babel) dapat merebut kekuasaan dan kerajaan Israel, umat ditawan ke Babel sehingga Jerusalem dan Juda merupakan kenangan sebagai kota iman. Padahal sebelumnya Yeremia telah mengingatkan para raja Israel tentang perbuatan raja yang tidak dikehendaki Tuhan, tatapi nasehat nabi itu tak dihiraukan para raja. 
Pengharapan akan suatu bangsa yang jaya dan kokoh pada pemerintahan seorang raja di Israel membuat semuanya sirna dengan keberadaan umat Israel di Babel. Tetapi Allah tak ingin umatNya berada dalam suatu kesedihan di Babel, Allah ingin menghibur umatNya melalui nabi Yeremia agar mereka jangan berputus asa, tetapi berpengharapan bahwa Allah tetap setia pada umatNya. Tindakan Kasih Allah disini menunjuk bahwa Allah bertindak/ mengambil alih tugas para pemimpin umat untuk menjadi pepimpin. Kepemimpinan Allah pada umatNya yakni mengangkat seorang pemimpin baru yang bertangung jawab dan mampu memberi rasa aman, serta menghilangkan rasa takut dan ketersesatan. Dia akan menegakkan keadilan membela orang orang yang tertindas (bnd. Yes. 61: 1-2; Luk. 4: 18-19). Janji Allah itu tidak sekedar janji yang tak tercapai, merupakan janji yang dapat dirasakan oleh umat Israel secara khusus dan dunia secara umum, wujud nyata janji Allah itu dapat kita lihat pada kedatangan Yesus Sebagai Juruselamat (penggenapan janji itu terdapat dalam Perjanjian Baru/ terlebih dalam kitab Injil). 
Penggenapan janji Allah itu ketika bangsa Israel keluar dari Babel. Apa yang dikatakan dalam ayat 16: “Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan dan Yerusalm akan hidup dengan tentram. Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil: Tuhan keadilan kita”. Perjanjian Allah itu telah disempurnakan pada Perjanjian Baru yakni di dalam Yesus Kristus. Kini keselamatan yang Allah perbuat dalam Yesus bukan hanya pada orang Juda melainkan bagi seluruh umat/ universal. Dari nats ini sungguh ditekankan bagi kita bahwa Allah setia pada janjiNya, dan segala tindakan Allah dapat kita mengerti hanya dengar-dengaran pada Allah.
Minggu kita ini adalah minggu Advent I, dimana kita bukan lagi menanti kelahiran Yesus secara jasmani/ badani sebagaimana umat Israel yang dulu menantikannya, melainkan jauh lebih dalam dimana kita sebagai orang Kristen dan percaya pada Tuhan haruslah menjadika Kristus lahir dalam hati kita, cara untuk melahirkan Yesus dalam hati kita yakni menjadikan Yesus bertindak dalam segala kehidupan kita, dan juga jangan memisahkan diri dariNya. Sebab dengan kita emisahkan diri dari Yesus berarti kita membatalkan keselamatan bagi kita. Hidup yang kita alami saat ini adalah hidup yang masih berpangku pada dunia, sehingga kita banyak mengalami kesulitan dalam hidup. Sebagaimana yang dialami umat Juda saat itu  yang selalu bergantug pada kalkulasi dunia, saat pola itu gagal maka kita mengalami kegagalan yang lebih mendalam, kerajaan Yehuda juga demikian mengalami kegagalan hingga mereka ditawan ke Babel.
Janganlah kamu memisahkan diri dari Tuhan, supaya Dia tak memisahkan diri padamu (bnd. Jak. 4: 8). Jadikanlah Tuhan menjadi pemimpinmu agar engkau memperoleh keselamatan yang kekal. Amin