Jumat, 11 Januari 2013

Khotbah Minggu, 13 dan 20 Januari 2013


Jamita, 13 Januari 2013
EP: Psalmen 29: 1-11; EV: Lukas 3: 15 – 17 + 21 – 22
Nungga Gabe Anak Hoholongan Ni Debata Hita
I.                   Patujolo
Nungga be mardalan hita di taon 2013 on, jala nungga be adong nataida ngolu, sihirimonta dope angka ngolu di taon 2013 anggiat tu godangna angka pasu-pasu ni Debata di hita. Aha ma nanaeng siulahononta di taon 2013 on dipangido turpuk on di hita? Taparrohahon ma dihata ni jamita on
II.                Hatorangan
1.      Jesus do Mesias naung ro nabinagabagahon ni angka Panurirang di Padan Narobi
2.      Jesus do hagogoon marhite Tondi Parbadia nanilehonna di hita
3.      Dipapita do hita sian angka ulaon namaralo tu lomo ni roha ni Debata
4.      Marhite Jesus i do hita gabe targoar Anak Hoholongan ni Debata, hita do halomoan ni rohana.
III.             Panimpuli
Nungga targoar hita Anak hoholongan ni Debata asa gabe halomoanna hita tapaholang ma dirinta sian angka ulaon naso hinalomoan ni roha ni Debata.
ENDE:
1.      74: 1 – 3
2.      210: 4 + 5
3.      75: 3 – 4
4.      238: 1 + 5
5.      117: 1 ---------- Pelean I, II
6.      392: 1
7.      183: 1 .................... Pelean III
Jamita, 20 Januari 2013
EP: Psalmen 36: 6 - 13; EV: 1 Korintus 12: 21 – 26
Marpangalaho Nadenggan Ma Hita Sama Hita
I.                   Patujolo
Adong pandoan ni natuatua, tampakna do rajomna, rim ni tahi do gogona, masiamiaminan songon lampak ni gaol masitungkoltungkolan songon suhat di robean. Sian pandohan on boi ma antusanta ingkon rap  patupa nadumenggan ma hita di ngolunta on. Asa dia do gombaran ni halak napatupa nadumenggan, taida ma diturpuk jamita on
II.                Hatorangan
1.      Tapatuduhon ma paboa sada pangkilalaan do hita (pat. Pilipi 2: 2)
2.      Nasaling masiurupan hita disi do jumpang angka natajalahi
3.      Ingkon rap manguluhon ham hita sude diangka pelayanan ditonga-tonga ni Huria baen hamajuon ni Hurianta
4.      Tapaholang ma sian hita angka parsalisian, tajalahi ma hadameon
III.             Panimpuli
Sada ni roha ima taulahon asa saluhut angka sihobasan ditonga-tonga ni huria i boi tercapai ai ido rumang ni halak nagabe haholongan ni Debata.
ENDE:
1.      190: 1 – 3
2.      201: 2 – 3
3.      202: 3 – 4
4.      167: 1 – 2
5.      253: 1 ............ Pelean I, II
6.      122: 1 – 2
7.      388: 1 ............. Pelean III

Khotbah Pemberkatan Nikah


Amsal 20: 7 
 Hikmat seseorang terlihat melalui perilakunya. Bersih dan jujurnya seseorang dikenali dari perbuatannya (ayat 11). Orang berhikmat akan mampu menyelami isi hati dan kedalaman pikiran orang lain (ayat 5). Namun kurangnya hikmat akan membuat orang bertindak tanpa kendali diri.  Orang yang tidak bisa mengendalikan diri dalam hal minuman keras akan mempermalukan diri sendiri (ayat 1). Ia akan mabuk dan tidak mempertimbangkan apapun dalam segala perbuatannya. Perhatikan kisah Nuh (Kej. 9:21) dan Lot (Kej. 19:31-36). Tidak adanya kendali diri juga akan tampak dalam ledakan amarah (ayat 3), sebaliknya hikmat akan memampukan orang untuk tidak terlibat dalam perbantahan (ayat 2).  Si pemalas adalah orang yang tidak berhikmat. Ia tidak pernah memikirkan masa depannya. Ia selalu punya alasan untuk tidak bekerja (ayat 4). Yang dia sukai hanyalah tidur dan bermalas-malasan (ayat 13). Lalu bagaimana ia memenuhi kebutuhan hidupnya? Bantuan dari orang lainlah yang dia harapkan! Alangkah kasihannya orang yang malas ini.  
Orang yang tidak berhikmat tampak lewat perkataan yang banyak menyanjung diri (ayat 6). Mungkin karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa ia baik, sehingga ia merasa perlu mengobral kata-kata tentang kebaikan dirinya. Maka di dalam segala sesuatu kita perlu hidup berintegritas (ayat 7). Meski tidak ada orang yang tahu, jangan berbuat curang karena Allah yang Mahaadil melihat semua itu dengan jelas (ayat 8). Bila kita bekerja di dalam dunia perdagangan, jangan menggunakan timbangan atau ukuran yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga barang yang kita jual tidak mencapai timbangan atau ukuran yang seharusnya (ayat 10). Kekayaan yang diperoleh dari kecurangan bukanlah berkat Tuhan. Lagi pula kekayaan bukanlah segala-galanya (ayat 15). Hidup berhikmat hendaknya bukan hanya berlaku pada hari Minggu saja, sementara hari lain kita hidup dengan cara berbeda. Buka mata dan telinga agar kita dapat belajar untuk melakukan apa yang benar dan kudus menurut Allah (ayat 12).  Manusia memang tidak pernah berbeda. Amsal yang ditulis oleh raja Salomo hampir 3000 tahun yang lalu memperingatkan dan membicarakan sikap, perangai, dan hakikat manusia pada zamannya yang ternyata tidak berbeda dengan manusia abad 21. Ia memperingatkan manusia agar tidak dikuasai oleh zat-zat adiktif seperti anggur dan minuman keras karena orang yang dikuasainya akan merugikan masyarakat dan merusak tubuhnya serta menghancurkan masa depannya sendiri (1). Peringatan Salomo ini masih relevan untuk zaman ini karena banyak orang yang sudah dikuasai oleh narkoba, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, dari orang sipil hingga para pejabat, dari pegawai rendahan hingga para eksekutif. Praktek ketidakjujuran dalam perdagangan sama-sama dilakukan oleh penjual dan pembeli (10, 14).
Zaman sekarang praktek semacam itu dilakukan dengan bentuk yang lebih canggih seperti: nilai proyek yang direkayasa demi mengeruk uang rakyat, prosedur tender yang tertutup dan pemenangnya adalah `konco-konco'nya sendiri, monopoli dilakukan terhadap proyek-proyek dan barang-barang penting bagi seluruh rakyat. Itu semua adalah kekejian bagi Tuhan karena menyengsarakan rakyat banyak seperti yang terjadi di negara kita. Kemalasan juga termasuk `penyakit' abadi manusia. Mereka membuang kesempatan yang ada demi kenikmatan sementara padahal ada kebutuhan utama yang harus selalu dipenuhi (4, 13). Zaman sekarang penyakit itu sedikit berbeda. Dahulu, orang malas menjadi miskin. Sekarang miskin menjadi malas. Sebab penanganan secara tuntas untuk memberantas kemiskinan tidak bijak. Selalu ada pihak yang bersedia memberi ikan bukan pancing. Akibatnya tanpa pancing pun mereka dapat makan ikan. Dengan demikian kemalasan dan kemiskinan sama-sama dilanggengkan. Dan yang tidak pernah berubah adalah tidak ada orang setia, tidak ada orang yang bersih hatinya dan tahir dari dosa (7, 9). Semua orang telah berbuat dosa seperti kata Paulus (Rm. 3:23).
Renungkan: Bagaimana Kristen meresponi manusia yang tidak pernah berbeda dari zaman ke zaman? Kita diberi telinga untuk mendengar keluhan, teriakan, dan jeritan mereka minta tolong untuk disembuhkan, dibebaskan, dientaskan, dan diselamatkan, diberi mata untuk melihat bahwa mereka semua sedang antri berbaris menuju kebinasaan kekal (12). Temukanlah mereka

Khotbah Pemberkatan Nikah


Mazmur ini mengungkapkan rasa syukur dan pujian kepada Tuhan atas semua keuntungan dan berkat yang telah dilimpahkan-Nya atas umat perjanjian yang percaya. Jangan sekali-kali kita melupakan kebaikan Allah kepada kita (bd. Ul 8:12-14; 2Taw 32:25) atau gagal untuk berterima kasih atas berkat-berkat-Nya yang dicurahkan kepada kita melalui Roh Kudus
Kidung ini memuji Tuhan karena kebaikan dan belaskasihanNya selaku Bapa. Dalam jumlah Maz 103:22 , Maz 103:1-2, meluhurkan belas kasihan Allah yang sudah dialaminya, Maz 103:3-5. lalu ia memasyhurkan karunia yang dianugerahkan Tuhan kepada UmatNya, Maz 103:6-10; besarnya belaskasihan dan kebaikan Tuhan dibandingkan dengan kefanaan manusia, Maz 103:11-18. Akhirnya para malaikat dan dunia semesta diajak supaya memuji Tuhan Maz 103:19-22.
Lagu pujian ini meluhurkan kebaikan dan belaskasihan Jahwe yang berbuat selaku bapa. Pengarangnya mengajak diri sendiri (Maz 103:1), lalu memudji kebaikan Allah seperti nampak dalam hidupnya sendiri (Maz 103:3-5); kebaikanNya terhadap umat seluruhnya (Maz 103:6-10). Kemurahan dan kebaikan Jahwe ini melebihi semua dan tidak selaras dengan rapuhnya manusia (Maz 103:11-18). Maka itu pengarang mengundang mahluk lainnyapun, agar merekapun ikut serta dalam pujian Allah,  (Maz 103:19-22).
Bagian pokok keempat dari Kitab Mazmur sebenarnya merupakan bagian dari sebuah koleksi yang lebih besar, mencakup Mazmur 90-150. Pemutusan pada Mazmur 106 kelihatannya dibuat untuk memudahkan, sebab gagasan menonjol yang sama dilanjutkan dalam Mazmur 107. Mazmur pada dasarnya bersifat liturgis atau berhubungan dengan tata ibadah. Penekanannya adalah pada ibadah umat Allah ketika mereka mempersembahkan pujian-pujian dan ucapan syukur, yang bentuknya cocok untuk ibadah di Bait Suci. Nama perjanjian untuk Allah, yakni Yahweh,menonjol.
Dalam semua kesusasteraan dunia tidak ditemukan karya yang sezaman dengan nyanyian pujian ini. Tampaknya nyanyian ini merupakan ekspresi seseorang, kendatipun disini beberapa penafsir menemukan suara bersama. Pemazmur, pertama-tama berusaha mengobarkan semangatnya sendiri untuk mempersembahkan pujian dan ucapan syukur kepada Allah, kemudian semangat orang lain. Kata-katanya tidak mengandung dukacita, keluhan, atau kesedihan. Cara ekspresi dan kedalaman wawasan seperti itu adalah luar biasa bagi orang yang hidup sebelum Kristus.
Pujian untuk Berkat-berkat Pribadi. Pujilah Tuhan, hai jiwaku! Pertama-tama, pemazmur menyampaikan nasihat bagi dirinya sendiri. Yang dimaksud oleh pemazmur dengan. jiwa (nepesh), dan juga ekspresi serupa itu - segenap batinku, ialah seluruh kehidupannya. Kini dia mengobarkan batinnya sendiri untuk mengingat kebaikan-kebaikan yang diterimanya. Perhatikan kekuatan dalam kata-kata kerja - mengampuni, menyembuhkan, menebus, memahkotai, memuaskan, dan membaharui.
Pujilah Tuhan atas kasih setia-Nya Zaman sekarang sulit menjumpai orang yang tulus hati di dalam memuji. Kebanyakan pujian hanya berupa lips ...
Pujilah kasih setia Tuhan, hai jiwaku. Tidak tahu berterima kasih adalah sikap yang menunjukkan kedangkalan orang menerima sesuatu yang baik dari...
Kasih Allah yang besar. Beban kehidupan yang kita alami kadang membuat kita mudah berkecil hati dan mengeluh. Dengan memperhatikan daftar panj.
Topik Teologia: Mzm 103:2. Allah yang Berpribadi Atribut-Atribut Allah Allah itu Penyayang Kel 33:19 Kel 34:6 Ula 30:2-3 2Ra 13:23 2Ta 30:9 Neh 9:17 Maz 8