Jamita
Minggu, 03 Pebruari 2013
EP:Mateus
10: 5-15 EV: Jeremia 1: 4 - 10; Titah:
1 - 10
Diutus Menjadi Utusan Allah
I. Pengantar
Jika berbicara dengan pengutusan berarti ada 3 hal yang perlu kita
perhatikan; 1. Siapa yang mengutus?, 2. Siapa yang diutus?, 3. Kepada siapa
diutus? Ketiga hal ini tak dapat dipisahkan, oleh karena itu mari kita lihat
perikop kita pada minggu ini,
II. Keterangan
Kehidupan umat Israel semakin hari semakin merosot terlebih dalam iman,
kemeosatan iman umat Israel karena mereka menyembah Baal orang Kanaan, mereka
tidak lagi hidup pada perintah dan firman Tuhan yang telah disampaikan oleh
Musa bagi mereka. Oleh karena kemerosotan iman yang dimiliki umat Israel maka
para raja pemimpin mereka mengadakan ketidak adilan, ketidak benaran,
penindasan pada rakyat yang dipimpinnya, terlebih pada kejayaan Raja Yosia,
rakyat menderita, sengsara dan melarat bahkan raja turut serta melakukan
penyembaan pada berhala. Melihat situasi
yang dialami oleh umat Israel maka Allah bertindak untuk melakukan pembebasan
dan kemerdekaan bagi umat yang dikasihiNya. Tindakan yang Allah lakukan pada
situasi yang dialami umat Israel yakni; mengutus orang yang dikasihi-Nya/
dipilihNya untuk memberitakan kebenaran firman/ perintah Tuhan. Dalam nats ini
dapat kita lihat:
1. Siapa yang mengutus?
Dalam ayat 5 dikatakan "Sebelum Aku membentuk
engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar
dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau
menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." firman ini
datang kepada Jeremia. Allah mengutus nabi Jeremia untuk memberitakan firman
Tuhan, menyatakan kebenaran dan tindakan kasih Allah bagi umat Israel.
Pengutusan Allah kepada Jeremia kita dapat melihatnya sejak dari kandungan,
Allah yang membentuk Jeremia dalam kandungan ibunya untuk menjadi seorang nabi/
utusan Allah. Tanda bukti bahwa Allah yang menjadikan nabi Jeremia seorang
nabi/ Abdi Allah ialah: Allah menaruh perkataan-perkataanNya ke dalam mulut
Jeremia (ayat 9)
2. Siapa yang
diutus?
Dalam ayat 5 kita telah melihat dan membacanya bahwa Allah yang memilih
dan mengangkat seorang abdinya dalam membebaskan umat Israel. Siapakah yang
Allah utus itu? Yakni Jeremia. Dalam ayat 4 dikatakan: Firman TUHAN datang kepadaku, itulah pertanda
bahwa Jeremia yang dipilih Allah. Bagi pribadi Yeremia bahwa pemilihan Allah
baginya merupakan tugas yang berat dan memiliki suatu tanggung jawab yang harus
diperjuangkan, maka dengan itu nabi Yeremia berkata kepada Allah: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku
ini masih muda." Dalam jawaban Yeremia itu boeh kita berpikir seolah
dia tak mau/ tak siap Allah utus. Namun yang harus kita pahami bukanlah
demikian melainkan nabi Yeremia dalam menerima tugas dan tanggungjawab seorang
nabi itu merendahkan diri di hadapan Allah, nabi Yeremia dalam mengemban tugas
yang baru itu sebelum melaksanakannya terlebih dahulu dia mengatakan kepada
Tuhan segala kelemahan, keterbatasan, kemampuan yang dia miliki. Dengan
kerendahan hati yang dimiliki oleh nabi Yeremia itu maka Tuhan berfirman
kepadanya: sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan
engkau." Tuhan sangat berkehendak atas sikap yang dimiiki oleh
Yeremia, Tuhan sangat suka atas perkataan yang Yeremia katakan itu. Kerendahan
hati kepada Tuhan sangatlah diingankan bagi setiap Abdinya.
3.
Kepada Siapa
Diutus?
Sebagai abdi Allah nabi
Yeremia Allah utus kepada umat Israel yang sudah jauh dari Tuhan, dalam epistel
kita dikatakan kepada domba-domba yang hilang (Mat. 10: 6). Umat yang telah
menyembah berhala itu bagaikan domba-domba yang hilang dihadapan Allah. Mereka
hilang dari Tuhan karena tidak lagi bersekutu kepada Tuhan. Domba-domba yang
hilang yaitu orang-orang yang melakukan ketidak adilan, penindasan dan
pelanggaran HAM. Pada ayat 10 dikatakan pada bangsa-bangsa dan atas raja-raja.
Kepada orang-orang inilah yang dimaksudkan Allah nabi Yeremia diutus. Allah
mengatakan kepada nabi Yeremia agar orang-orang/ domba-domba, bangsa dan
raja-raja itu “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan
meruntuhkan, untuk membangun dan menanam." Maksud dari
firman ini agar setiap orang yang Allah kasihi dan diselamatkan tetap beribadah
kepada Tuhan. Kalau dalam Mat. 10: 7- 8 dikatakan: Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang
sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan.
Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan
cuma-cuma”. Umat Israel dalam situasi yang menjauhkan diri Tuhan bagaikan orang yang
mati walaupun mereka hidup. Mereka mati dalam iman, karena mereka tidak
mengenal Allah yang memelihara dan memberi hidup bagi mereka, yang melepaskan
mereka dari segala tangan musuh-musuhnya.
III.
Refleksi
Saudara
yang terkasih kita telah dipilih Allah menjadi utusannya/ dutanya ke dunia ini
untuk memberitakan kabar sukacita dari Tuhan. Amanat Agung yang boleh kita
katakan pada bahwa kita utusan Allah adaah Karena itu
pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa
dan Anak dan Roh Kudus. (Mat. 28: 28). Inilah firman
Allah yang menjadikan kita sebagai duta Allah, dalam Matius 28 ini bahwa Tuhan
akan menyertai bagi setiap orang yang dipilih dan diutusnya untuk memberitakan
firmanNya, penyertaan Tuhan itu yakni dengan memberikan pertolongan dalam Roh
Kudus (Mat. 28: 29). Bagi setiap orang yang Allah utus sebagai dutanya Allah
memperlengkapinya dalam kebutuhan setiap hari/ berkat. Sebab bagi setiap orang
yang bekerja di ladang Tuhan layak untuk menerima upahnya (Mat. 10: 10). Dalam
situasi apa-pun yang kita alami kita mesti memberitakan kabar sukacita dari
Tuhan, karena kita telah diberi hidup dan kehidupan didalam penebusan Yesus
Kristus. Dunia dan orang-orang yang jauh dari Tuhan selama ini telah merindukan
kita datang kepada mereka untuk membebaskannya agar mereka mengalami kebebasan
dan kemerdekaan Tuhan. Bagi setiap orang yang percaya pada Tuhan wajib
melaksanakan tugas panggilan tersebut. Tetapi yang menjadi masalah pada masa sekarang
bahwa sering kali kita menolak suara panggilan Tuhan bagi kita untuk berlaku
sesuai dengan kehendak-Nya, sering kita berkata bahwa seperti perkataan
Yeremia, aku masih muda, tak pandai berbicara. Perkataan itu kita ungkapkan
bukan seperti sikap Yeremia yang memang merendahkan hati, melainkan benar-benar
menolak dan tak mau melakukan perintah tersebut justru kita melakukan apa yang
tidak berkenan dihadapan Tuhan yang telah menyelamatkan kita.
Jangan kita takut dan menolak untuk memberitakan
firman kabar sukacita Tuhan, segala kekuatiran, kecemasan dan ketakutan kita
mari kita serahkan sepenuhnya dalam kerendahan kedalam tangan Tuhan. Dengan
demikian kita akan dipenuhi sepenuhnya didalam segala kekuatiran, kecemasan dan
ketakutan kita dalam segala kebutuhan kita dalam pemberitaan firman Tuhan.
Tuhan akan berada dipihak kita jika kita memberitakan firman-Nya. Tuhan akan
menolong, mengajari dan memampukan kita di dalam Roh Kudus yang telah Allah
berikan bagi kita semua. Sekali lagi kami katakan jadilah dan maulah menjadi
utusan Allah yang berani memberitakan Injil keseamatan bagi dunia ini dimana
pun kita brada karena itulah yang berkenan di hadapan Allah bagi kita pribadi
lepas pribadi. Amen