Sabtu, 09 Februari 2013

Diutus Menjadi Utusan Allah


Jamita Minggu, 03 Pebruari 2013
EP:Mateus 10: 5-15     EV: Jeremia 1: 4 - 10;            Titah: 1 - 10
Diutus Menjadi Utusan Allah
I.     Pengantar
Jika berbicara dengan pengutusan berarti ada 3 hal yang perlu kita perhatikan; 1. Siapa yang mengutus?, 2. Siapa yang diutus?, 3. Kepada siapa diutus? Ketiga hal ini tak dapat dipisahkan, oleh karena itu mari kita lihat perikop kita pada minggu ini,     
II.   Keterangan
Kehidupan umat Israel semakin hari semakin merosot terlebih dalam iman, kemeosatan iman umat Israel karena mereka menyembah Baal orang Kanaan, mereka tidak lagi hidup pada perintah dan firman Tuhan yang telah disampaikan oleh Musa bagi mereka. Oleh karena kemerosotan iman yang dimiliki umat Israel maka para raja pemimpin mereka mengadakan ketidak adilan, ketidak benaran, penindasan pada rakyat yang dipimpinnya, terlebih pada kejayaan Raja Yosia, rakyat menderita, sengsara dan melarat bahkan raja turut serta melakukan penyembaan pada berhala.  Melihat situasi yang dialami oleh umat Israel maka Allah bertindak untuk melakukan pembebasan dan kemerdekaan bagi umat yang dikasihiNya. Tindakan yang Allah lakukan pada situasi yang dialami umat Israel yakni; mengutus orang yang dikasihi-Nya/ dipilihNya untuk memberitakan kebenaran firman/ perintah Tuhan. Dalam nats ini dapat kita lihat:
1.      Siapa yang mengutus?
Dalam ayat 5 dikatakan "Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa." firman ini datang kepada Jeremia. Allah mengutus nabi Jeremia untuk memberitakan firman Tuhan, menyatakan kebenaran dan tindakan kasih Allah bagi umat Israel. Pengutusan Allah kepada Jeremia kita dapat melihatnya sejak dari kandungan, Allah yang membentuk Jeremia dalam kandungan ibunya untuk menjadi seorang nabi/ utusan Allah. Tanda bukti bahwa Allah yang menjadikan nabi Jeremia seorang nabi/ Abdi Allah ialah: Allah menaruh perkataan-perkataanNya ke dalam mulut Jeremia (ayat 9)
2.      Siapa yang diutus?
Dalam ayat 5 kita telah melihat dan membacanya bahwa Allah yang memilih dan mengangkat seorang abdinya dalam membebaskan umat Israel. Siapakah yang Allah utus itu? Yakni Jeremia. Dalam ayat 4 dikatakan: Firman TUHAN datang kepadaku, itulah pertanda bahwa Jeremia yang dipilih Allah. Bagi pribadi Yeremia bahwa pemilihan Allah baginya merupakan tugas yang berat dan memiliki suatu tanggung jawab yang harus diperjuangkan, maka dengan itu nabi Yeremia berkata kepada Allah: "Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda." Dalam jawaban Yeremia itu boeh kita berpikir seolah dia tak mau/ tak siap Allah utus. Namun yang harus kita pahami bukanlah demikian melainkan nabi Yeremia dalam menerima tugas dan tanggungjawab seorang nabi itu merendahkan diri di hadapan Allah, nabi Yeremia dalam mengemban tugas yang baru itu sebelum melaksanakannya terlebih dahulu dia mengatakan kepada Tuhan segala kelemahan, keterbatasan, kemampuan yang dia miliki. Dengan kerendahan hati yang dimiliki oleh nabi Yeremia itu maka Tuhan berfirman kepadanya: sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau." Tuhan sangat berkehendak atas sikap yang dimiiki oleh Yeremia, Tuhan sangat suka atas perkataan yang Yeremia katakan itu. Kerendahan hati kepada Tuhan sangatlah diingankan bagi setiap Abdinya.
3.      Kepada Siapa Diutus?
Sebagai abdi Allah nabi Yeremia Allah utus kepada umat Israel yang sudah jauh dari Tuhan, dalam epistel kita dikatakan kepada domba-domba yang hilang (Mat. 10: 6). Umat yang telah menyembah berhala itu bagaikan domba-domba yang hilang dihadapan Allah. Mereka hilang dari Tuhan karena tidak lagi bersekutu kepada Tuhan. Domba-domba yang hilang yaitu orang-orang yang melakukan ketidak adilan, penindasan dan pelanggaran HAM. Pada ayat 10 dikatakan pada bangsa-bangsa dan atas raja-raja. Kepada orang-orang inilah yang dimaksudkan Allah nabi Yeremia diutus. Allah mengatakan kepada nabi Yeremia agar orang-orang/ domba-domba, bangsa dan raja-raja itu “untuk mencabut dan merobohkan, untuk membinasakan dan meruntuhkan, untuk membangun dan menanam." Maksud dari firman ini agar setiap orang yang Allah kasihi dan diselamatkan tetap beribadah kepada Tuhan. Kalau dalam Mat. 10: 7- 8 dikatakan: Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat. Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma”.  Umat Israel dalam situasi yang menjauhkan diri Tuhan bagaikan orang yang mati walaupun mereka hidup. Mereka mati dalam iman, karena mereka tidak mengenal Allah yang memelihara dan memberi hidup bagi mereka, yang melepaskan mereka dari segala tangan musuh-musuhnya.
III.             Refleksi
Saudara yang terkasih kita telah dipilih Allah menjadi utusannya/ dutanya ke dunia ini untuk memberitakan kabar sukacita dari Tuhan. Amanat Agung yang boleh kita katakan pada bahwa kita utusan Allah adaah Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. (Mat. 28: 28). Inilah firman Allah yang menjadikan kita sebagai duta Allah, dalam Matius 28 ini bahwa Tuhan akan menyertai bagi setiap orang yang dipilih dan diutusnya untuk memberitakan firmanNya, penyertaan Tuhan itu yakni dengan memberikan pertolongan dalam Roh Kudus (Mat. 28: 29). Bagi setiap orang yang Allah utus sebagai dutanya Allah memperlengkapinya dalam kebutuhan setiap hari/ berkat. Sebab bagi setiap orang yang bekerja di ladang Tuhan layak untuk menerima upahnya (Mat. 10: 10). Dalam situasi apa-pun yang kita alami kita mesti memberitakan kabar sukacita dari Tuhan, karena kita telah diberi hidup dan kehidupan didalam penebusan Yesus Kristus. Dunia dan orang-orang yang jauh dari Tuhan selama ini telah merindukan kita datang kepada mereka untuk membebaskannya agar mereka mengalami kebebasan dan kemerdekaan Tuhan. Bagi setiap orang yang percaya pada Tuhan wajib melaksanakan tugas panggilan tersebut. Tetapi yang menjadi masalah pada masa sekarang bahwa sering kali kita menolak suara panggilan Tuhan bagi kita untuk berlaku sesuai dengan kehendak-Nya, sering kita berkata bahwa seperti perkataan Yeremia, aku masih muda, tak pandai berbicara. Perkataan itu kita ungkapkan bukan seperti sikap Yeremia yang memang merendahkan hati, melainkan benar-benar menolak dan tak mau melakukan perintah tersebut justru kita melakukan apa yang tidak berkenan dihadapan Tuhan yang telah menyelamatkan kita.
Jangan kita takut dan menolak untuk memberitakan firman kabar sukacita Tuhan, segala kekuatiran, kecemasan dan ketakutan kita mari kita serahkan sepenuhnya dalam kerendahan kedalam tangan Tuhan. Dengan demikian kita akan dipenuhi sepenuhnya didalam segala kekuatiran, kecemasan dan ketakutan kita dalam segala kebutuhan kita dalam pemberitaan firman Tuhan. Tuhan akan berada dipihak kita jika kita memberitakan firman-Nya. Tuhan akan menolong, mengajari dan memampukan kita di dalam Roh Kudus yang telah Allah berikan bagi kita semua. Sekali lagi kami katakan jadilah dan maulah menjadi utusan Allah yang berani memberitakan Injil keseamatan bagi dunia ini dimana pun kita brada karena itulah yang berkenan di hadapan Allah bagi kita pribadi lepas pribadi. Amen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar